Selasa, 05 Januari 2010

Menulis Berita

Menulis Berita, Dari Narasi hingga Persuasi
Written by Daud Pamungkas
Monday, 11 August 2008 01:12
Oleh Erwin D. Nugroho *

BERITA, dalam dunia jurnalistik, kerap dipahami sebagai straight news, di mana informasi disampaikan secara lurus dan langsung dengan rumus 5W1H dan konsep piramida terbalik. Berita kategori ini biasanya lebih cocok untuk laporan peristiwa, seperti kecelakaan. Untuk liputan khas dengan in depth reporting, penggunaan metode straight news sering diabaikan. Apalagi sekarang berkembang apa yang disebut sebagai jurnalisme sastrawi; gaya penulisan berita beraliran sastra.

Contoh gaya Straight News:

Nina (18), seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Banjarmasin, ditemukan tewas dengan tubuh terikat di kaki dan lengan, di semak-semak tak jauh dari Minimarket Kaya Terus, Jl Tangikayu Ujung, Banjarmasin. Gadis cantik ini diduga menjadi korban pembunuhan. Di bagian kepala dan lehernya ditemukan luka akibat sabetan senjata tajam. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui siapa dan apa penyebab tewasnya Nina.

Contoh gaya Jurnalisme Sastra:

Malam belum begitu larut ketika warga Jl Tangikayu Ujung Banjarmasin dihebohkan penemuan sesosok mayat wanita muda, di semak-semak tak jauh dari Minimarket Kaya Terus. Tubuh wanita berparas ayu itu terikat di kaki dan lengan. Luka menganga di kepala dan lehernya. Mungkin karena luka itu pula wanita ini kehabisan darah dan akhirnya berjumpa ajal. Sebuah kematian yang mengenaskan.

Ketika berita dipahami sebagai informasi, maka tak akan ada satu cara pun yang bisa mewakili penyampaian informasi. Selama apa yang diwartakan dapat dimengerti oleh pembaca, maka itulah berita. Tetapi setiap kita punya habit. Membaca berita straight news adalah kegemaran banyak orang. Langsung, lugas, tidak bertele-tele, menukik ke pokok persoalan. Meskipun tak sedikit juga yang lebih suka membaca berita dengan gaya penulisan yang nyaman, penuh metafora, dengan rasa bahasa yang kaya dan gurih.

Ada beberapa jenis/gaya penulisan yang kita kenal dalam karya jurnalistik: narasi, deskripsi, eksposisi dan persuasi.

NARASI

”Mengisahkan peristiwa atau objek bagian per bagian.”

Contoh:

Rumah Udin sangat besar. Bergaya arsitektur Banjar, rumah itu terletak di Jalan Hasan Basri. Masuk dari pagar depan, para tamu bisa melihat halaman luas dengan air mancur di tengahnya. Patung monyet di tengah air mancur itu menghadap langsung ke pintu besar ruang tamu rumah utama. Pintunya berukir khas Dayak. Di dalam ruang tamu ada lemari buku besar dan lemari lebih kecil berisi koleksi keramik. Sebuah lukisan besar memisahkan antara ruang tamu itu dengan ruang keluarga...

"Menjelaskan sesuatu dari asal-muasalnya."

Contoh:

Kopi kini menjadi jenis minuman yang paling banyak ditenggak di seluruh dunia. Konsumsi kopi terus meningkat. Tahukah Anda dari mana tanaman ini berasal? Tanaman kopi berasal dari Jawa. Tanaman ini mulai dibudidayakan sejak abad ke-18. Kopi yang ditanam di Jawa kala itu sudah diekspor ke berbagai belahan dunia termasuk Amerika dan Eropa. Dan seterusnya...

DESKRIPSI

"Melukis dalam benak pembaca, cukup detil sehingga pembaca bisa merasakan lukisan itu dengan seluruh inderanya."

Contoh:

Perempuan itu berdiri di bawah rintik hujan, mengenakan gaun hitam dan bertopi merah. Tetesan air menimpa wajahnya, mengalir melalui pipinya menuju dagunya yang berbelah pinang. Butir air menyerupai embun menempel di bibirnya yang dipoles lipstik merah delima.

EKSPOSISI

"Menjelaskan, memperlihatkan atau mengisahkan kenapa sesuatu terjadi, melalui rangkaian sebab dan akibat."

Contoh:

Banjarmasin ibarat lelaki tua yang tambun dan kebanyakan kolesterol. Kota ini berpenduduk 700 ribu jiwa dan bertambah pesat pertumbuhan penduduknya. Tak kurang 10.000 orang setiap tahun datang ke Banjarmasin dari berbagai pelosok negeri. Daya dukung lingkungan Banjarmasin mulai terengah-engah memenuhi hidup sehari-hari warganya.

Banjarmasin terancam krisis air minum, meski di banyak kawasan tetap berlebihan air rawa dan gambut yang justru menjadi ancaman banjir. Perusahaan air bersih kesulitan mencari sumber air baku, karena sungai telah tercemar dan kualitas air tanah semakin tak bisa diandalkan. Intrusi air laut mengandung garam bercampur polusi memasuki anak-anak sungai.

Sementara air minum makin susah didapat pada saat kemarau, air dari langit yang datang pada musim hujan menyebabkan banjir, tanpa bisa diminum. Cepatnya laju penduduk memperluas beton dan aspal kota ini. Air dari langit tak bisa meresap ke bumi dan menjadikan beberapa bagian kota layaknya danau.


PERSUASIF

"Menulis untuk mengajak pembaca menyetujui sebuah sudut pandang akan masalah, untuk menggerakkan emosi mereka, bahkan untuk beraksi seperti dikehendaki penulisnya."

Contoh:

Pencabutan subsidi BBM akan mempersulit hidup orang miskin. Jumlah orang miskin bahkan akan bertambah jutaan akibat naiknya harga-harga produk dan layanan, termasuk layanan kesehatan dan pendidikan dasar.

Jumlah subsidi BBM tidaklah besar. Dalam anggaran kita beberapa tahun terakhir, pos pembayaran utang selalu paling besar, sekitar 50% dari seluruh pengeluaran pemerintah. Kenapa pemerintah mencabut subsidi bukannya menegosiasikan pengurangan utang? Kenapa pemerintah lebih suka mempersulit hidup rakyatnya ketimbang membebani diri dengan rasa malu untuk meminta pemotongan utang dari kreditor internasional?

Kenaikan harga minyak memang problematis. Tapi, adalah amoral mengalihkan beban
kerja keras pejabat pemerintah menjadi beban rakyat kebanyakan yang sudah susah. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar