Jumat, 13 Agustus 2010

MENULIS PUISI

MENULIS PUISI

1. Pengertian

Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan padat makna. Isi puisi pada umumnya berbentuk monolog yang berisi curahan perasaan, pikiran, ataupun imajinasi seseorang.
2. Ciri-ciri puisi
Ciri-ciri puisi adalah sebagai berikut
  1. Dalam puisi terdapat pengonsentrasian atau pemadatan segala unsur kekuatan bahasa
  2. Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan dan diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.
  3. Puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan pengalaman dan bersifat imajinatif.
  4. Bahasa yang dipergunakannya bersifat konotatif
  5. Puisi dibentuk oleh struktur fisik (tipografi, diksi, majas, rima, dan irama) serta struktur batin (makan, tema puisi)

Pradopo, (1993: 61-62) mengatakan, salah satu cara menimbulkan unsur puitis pada puisi adalah penggunaan bahasa kiasan (figurative language). Bahasa kiasan itu membuat puisi menjadi lebih segar, hidup, dan nyata.



InTips (Info dan Tips

Bahasa kiasan mempertalikan sesuatu dengan cara menghubung-hubungkan dengan sesuatu yang lain. Ada bermacam-macam bahasa kiasan, yaitu:
1. Perbandingan (simile)
Simile adalah bahasa kiasan yang membandingkan sesuatu dengan hal lain dengan menggunakan kata-kata pembanding: "bagai, sebagai, bak, laksana, dan lain-lain".

2. Metafora
Metafora adalah bahasa kiasan yang membandingkan sesuatu dengan hal lain tanpa menggunakan kata-kata pembanding.
Contoh:
Raja siang keluar dari ufuk timur

3. Alegori
Alegori adalah bahasa kiasan yang melukiskan atau mengiaskan sesuatu dengan yang lain

4. Personifikasi
Personifikasi adalah bahasa kiasan yang mempersamakan benda-benda mati dengan manusia.
Contoh:
Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk

5. Sinekdoke
Sinekdoke adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting (hal) untuk benda (hal) itu sendiri.
Contoh:
Paman saya mempunyai 'atap' di Jakarta




HUJAN BULAN JUNI
Sapardi Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu.

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu.

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar